Ditulis Oleh:drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH., Ph.D
Pembangunan kesehatan di Indonesia difokuskan pada angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), termasuk gizi buruk dan stunting pada anak. Tingginya angka kematian dan kesakitan dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, serta rendahnya angka pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, pendidikan, dan pekerjaan ibu. Perlu diketahui bahwa pemberdayaan perempuan tanpa melibatkan laki-laki dalam penyelesaian masalah kesehatan ibu dan anak tidak akan efektif. Keterlibatan laki-laki dalam persalinan belum optimal. Hambatan budaya dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman suami dalam mengatasi masalah KIA membuat mereka tidak terlibat aktif dan berkomitmen terhadap program. Dosen promosi kesehatan Fakultas PH Universitas Diponegoro telah melakukan penelitian tentang keterlibatan laki-laki dalam KIA di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan dan pengalaman, sikap negatif, rendahnya dukungan dari kerabat perempuan, bidan, dan pemuka agama bisa menjadi faktor utama rendahnya keterlibatan laki-laki. Faktor sosio-kontekstual sangat penting dalam masyarakat patriarki seperti Indonesia, di mana wanita mungkin bergantung pada keputusan suami mereka, yang dapat menjadi penentu kesehatan mereka.